Selasa, 22 Desember 2015

Teks Drama Kerajaan Majapahit

Assalamualaikum wr. wb.
Dalam kesempatan kali ini saya mau share nih tugas waktu kelas 7 SMP. Waktu itu saya disuruh bikin kelompok drama dan nyari teks drama Kerajaan Majapahit buat tugas IPS. Silahkan disimak dan semoga bermanfaat.



TEKS DRAMA KERAJAAN MAJAPAHIT

 Di ceritakan Raden Wijaya  yang merupakan  keturunan dari Kertanegara, dihadiahi  tanah di Hutan Tarik oleh Jayakatwang. Beserta dengan para prajuritnya, ia sedang mencari lahan yang cocok untuk mendirikan sebuah kerajaan. Namun di tengah perjalanannya, Raden Wijaya berkehendak untuk beristirahat. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.


Raden Wijaya              : Patihku, hari ini matahari bersinar cukup terik, mari kita beristirahat sejenak di tempat ini!
Patih                            : Baik Baginda. Prajurit sekalian, perjalanan kita hentikan sejenak, mari kita beristirahat bersama.
Semua Prajurit             : Baik Yang Mulia. 
Semua prajurit pun beristirahat, sembari beristirahat beberapa prajurit membabat hutan dan ada juga yang mencarikan makanan berupa buah-buahan hutan, untuk Raden Wijaya dan untuk yang lainnya.
Patih                            : Baginda, ini ada sedikit buah Maja untuk baginda makan.
Raden Wijaya              : Oh…, terima kasih patihku, memang aku sedikit lapar. Tiba-tiba dipikiranku terlintas jika kerajaan yang akan kita dirikan bernama Majapahit. Nama itu ku berikan, karena disini terdapat pohon Maja yang terasa pahit. 
Akhirnya pada tahun 1293 didirikanllah kerajaan Majapahit yang terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Setelah kerajaan Majapahit berjalan, Raden Wijaya  memiliki patih yang bernama Ranggalawe dan Lembu Sora. Diceritakan raden Wijaya bersama Patihnya sedang berada di ruang kerajaan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Raden Wijaya              : Wahai patih-patihku, berjanjilah kalian akan setia kepadaku, dan rakyat Majapahit. Apakah kalian mengerti?
Ranggalawe dan Sora   (serentak) Siap mengerti. 
Usai mengobrol di ruang kerajaan, ternyata Ranggalawe dan Lembu Sora merencanakan pemberontakan untuk merebut tahta kerajaan dari Raden Wijaya.
Ranggalawe                 : Temanku, aku tak puas dengan kedudukan yang diberikan Raden Wijaya                            padaku, aku sudah tidak sabar untuk merebut tahtanya.
Lembu Sora                 : Benar, aku juga. Dan telah ada banyak prajurit yang siap membantu kita.
Ranggalawe dan Sora   : Ha…ha…ha  (tertawa dengan keras)
Akhirnya pemberontakanpun terjadi, dan mengakibatkan Raden Wijaya meninggal, dan untuk menghormati Raden Wijaya dibuatlah patung dalam bentuk Dewa Wisnu dan Siwa. Raden Wijaya pun digantikan oleh Jayanegara. Saat masa awal pemerintahan Jayanegara, ia mulai dihasut oleh Mahapatihnya yang licik. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Mahapatih                    : Baginda… Baginda  (masuk tergesa-gesa)
Jayanegara                   : Ada apa Mahapatih, kenapa kau terlihat cemas??
Mahapatih                    : Sepertinya keadaan di kerajaan semakin gawat Baginda, banyak pejabat yang ingin menghianatimu, mereka harus segera di hukum.
Jayanegara                   : Apa? Kalau begitu kau harus segera bertindak, cepat bereskan mereka semua, Mahapatih!
Mahapatih                    : Baik Baginda ( sambil tersenyum licik )
Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya, Jayanegara sadar akan kesalahannya mempercayai sang Mahapatih begitu saja. Akhirnya Jayanegara memutuskan untuk menghukum mati Mahapatih tersebut.
Jayanegara                   : Dasar kau licik Mahapatih, kau menghasutku demi mendapatkan tahta kerajaan (marah)
Mahapatih                    : Maafkan hamba Baginda Raja. (memelas)
 Setelah Mahapatih tersebut di hukum mati, kondisi kerajaan mulai normal. Namun tidak disangka, Jayanegara bermain intrik dengan istri seorang tabib yang bernama tabib Tanca. Tanpa sepengetahuan Jayanegara, tabib Tanca ternyata telah mengetahui hal tersebut. Hingga pada akhirnya, pada malam saat semua telah terlelap, tabib Tanca memasuki kamar Jayanegara.
Jayanegara                   : Hai Tanca, ada apa gerangan  malam-malam kau ada di kamarku?
Tanca                           : Tak usah berpura-pura, aku telah mengetahui keburukanmu, kau telah berselingkuh dengan istriku, aku sudah tidak tahan dengan semua ini Jayanegara!
Jayanegara                   : Hah..  kau sudah tahu akan hal itu, maafkan aku Tanca, aku telah membohongimu.
Tanca                           : Aku tak bisa memaafkanmu Jayanegara,. Kini telah saatnya aku membunuhmu, bersiaplah untuk mati Jayanegara!   (sambil menusuk Jayanegara)
Setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi, Jayanegara digantikan oleh sepupunya Tribhuwanatunggadewi Jayawardhani. Di dalam masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan, salah satunya adalah pemberontakan di Sadeng dan Kuti tahun 1331, yang tercantum dalam Kitab Negarakertagama, dan  pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.
Atas jasa-jasanya, Gajah Mada akhirnya ia diangkat menjadi Patih Mangkubumi. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Tribhuwana                 : Gajah Mada, kau telah berhasil membantuku dalam   pemberontakan di Sadeng dan Kuti, aku sangat barterimakasih kepadamu, dan berkat pengabdianmu terhadap kerajaan, aku mengangkatmu menjadi Patih Mangkubumi.
Gajah Mada                 :Baginda, sungguhkah engkau menganugrahiku gelar Patih Mangkubumi?
Tribhuwana                 :Tentu saja, engkau pantas mendapatkannya sebagai buah dari pengabdianmu
Gajah Mada                 : Terima kasih yang mulia, karena Yang Mulia telah menganugerahiku gelar terhormat tersebut, maka saya berjanji di hadapan para pembesar kerajaan, saya tidak ingin melepaskan puasa, bila telah menguasai Nusantara, dan mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan puasa.
Setelah Gajah Mada mengucapkan janjinya, langkah pertama yang dilakukannya adalah dengan menundukan Bali pada tahun 1343 dan dilanjutkan dengan menaklukan seluruh wilayah Nusantara pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk             : Hai.. Gajah Mada, kau memang seorang Patih yang sangat hebat, kau dapat menalukan Nusantara dengan Sumpah Palapamu
Gajah Mada                 :Terima kasih Baginda, karena engkau telah membantuku, tanpamu juga aku tak akan bisa memperoleh semua ini.
Pada masa pemerintahan Hayam wuruk, terjadi perang Bubat. Peristiwa ini terjadi di ibukota Majapahit. Awalnya ini adalah sebuah tipu muslihat Gajah Mada untuk menundukkan kerajaan Sunda Padjajaran. Gajah Mada telah berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga Maharaja dan putrinya, Dyah Pitaloka. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Hayam Wuruk             : Mahapatihku, ku kira usiaku kini sudah cukup dewasa, melihat putri dari Sri Baduga Maharaja, aku ingin meminangnya, ini akan mempererat hubungan kerajaan kita dengan kerajaan Sunda Padjajaran.
Gajah Mada                 :Tidak Baginda, hamba akan menjodohkan Baginda dengan Dyah Pitaloka, namun perjodohan ini kita gunakan agar kerajaan Sunda Padjajaran mau mengakui kedaulatan kita. Bagaimana, apakah Baginda setuju?
Hayam Wuruk             :Baiklah Mahapatihku, ku rasa itu ide yang bagus, ku serahkan semua urusannya padamu.
Di lapangan luas, saat Gajah Mada dan Sri Baduga Maharaja dipertemukan.
Gajah Mada                 :Hai.. Sri Baduga, Rajaku Hayam Wuruk ingin meminang putrimu, namun kau harus mengakui kedaulatan Majapahit, apa kau setuju?
Sri Baduga                   :Aku tidak setuju, aku tidak mau putriku menjadi permainan politikmu!
Gajah Mada                 :Dasar  kau! Jika kau tidak ingn prajuritmu gugur dan terjadi peperangan, lebih baik kau terima penawaran ini, apa kau mengerti!
Tiba-tiba dari kejauhan datang Dyah Pitaloka
 Dyah Pitaloka             : (sambil berlari) tidak!!! Aku akan setia pada kerajaan, aku tidak akan mau menikah dengan rajamu!
Gajah Mada                 : Jika itu maumu, akan terjadi peperangan besar di tempat ini, kau salah bila tak mau menerima penawaranku. Menikahlah dengan rajaku!
Dyah Pitaloka              : Aku tetap tidak mau, aku tak mau hidup bersama rajamu, lebih baik aku mati daripada harus mengakui kedaulatan kerajaanmu! Aku tidak sudi, aku akan membunuh diriku sebagai tanda aku akan tetap setia pada kerajaanku.
Sri Baduga                   : Jangan anakku! Ayah tidak ingin kau mati, terimalah perjodohan itu, ayah rela anakku.
Dyah Pitaloka              : Tidak ayah! Mafkan aku (sambil menusuk tubuhnya sendiri dengan pedang)
Sri Baduga tidak dapat menghalangi keinginan putrinya, dan Dyah Pitaloka pun mati. Terjadilah sebuah peperangan besar yang melibatkan 2 kerajaan tersebut.
Gajah Mada                 : Kau harus mengakui kedaulatan Majapahit.
Sri Baduga                   : Aku tidak akan sudi.
Gajah Mada                 : Sekali lagi kukatakan, jika kau tidak ingn kerajaanmu binasa, lebih baik kau mengakui kedaulatan Majapahit!
Sri Baduga                   :Tidak, demi mempertahankan kehormatan kerajaan, aku dan rakyatku akan berjuang sampai titik darah penghabisan! Hyaaaaaat……!!!
Gajah Mada                 : Baik, kalau itu keputusanmu. Hyaaaaaat…..!!!
Karena ketidak seimbangnya antara pasukan Gajah Mada yang berjumlah besar, dengan pasukan Sri Baduga yang berjumlah kecil, peristiwa itupun berakhir dengan gugurnya Sri Baduga, para menteri, pejabat, beserta segenap keluarga kerajaan Sunda. Kerajaan Sundapun binasa di lapangan Bubat, sehingga disebut Perang Bubat.
Hayam Wuruk             : Patihku, terima kasih selama ini kau telah mengabdi pada kerajaan, jasamu akan dicatat oleh sejarah. Walaupun kini kau sudah tak menjadi patihku lagi.
Gajah Mada                 : (sambil mengangguk) saya akan tetap dan selalu berjuang demi kerajaaan Majapahit, Baginda.
Kondisi ekonomi masyarakat Majapahit terbilang mahsyur.  Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan, seperti beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting, yaitu
sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi tanah yang sangat subur, sehingga kerajaan Majapahit merupakan produsen barang dagangan.Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya.
Setelah beberapa lama Majapahit berjaya, ternyata tibalah masa keruntuhannya.Karena kematian Gajah Mada dan ibunya Tribhuwanatunggadewi, hayam Wuruk kehilangan penasehatnya dan  menyebabkan kerajaan menjadi gunjang ganjing. Persaingan dan intrik politik diantara keluarga kerajaan pun terjadi setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389.
Salah satu penyebab lemahnya kerajaan  Majapahit, yaitu adanya perang saudara antara keluarga kerajaan. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, lansung saja kita lihat di TKP.
Bhre Wirabhumi          : Wardhani, kaulah yang pantas untuk menjadi raja, bukan suami mu itu! Dia tak pantas menjadi raja!
Wardhani                     : Kak, bukan maksudku untuk tidak menjadi raja, namun aku tidak siap menjadi raja dari kerajaan ini, kak.
Bhre Wirabhumi          : Apa..? kau tidak siap...? Kau siap menjadi raja jika kau mau, karena ini memang hak mu, bukan suami mu!
Wardhana                    : Istriku, jika memang kau tidak siap menjadi raja, aku siap menggantikanmu..
Bhre Wirabhumi          : Apa..? Kau bangga sekali mengatakan itu. Bila kau menjadi raja, ku yakin kerajaan ini akan runtuh!
Kemarahan Bhre Wirabhui semakin tak terbendung lagi setelah Wikramawardhana menyerahkan kekuasaannya pada Suhita anaknya, dan akhirnya terjadilah peperangan diantara mereka yang disebut perang Paregreg yang mengakibatkan terbunuhnya Wirabhumi dan secara tidak langsung menyebabkan semakin melemahnya kerajaan Majapahit serta  timbullah benih balas dendam di kalangan keluarga kerajaan.
Dengan melemahnya kerajaanMajapahit, terjadilah penyerangan oleh pasukan Kerajaan Islam Demak pimpinan Raden Patah yang menyebabkann keruntuhan Majapahit.
Raden Patah                 : Runtuhkanlah Majapahit!
Prajurit                         : Hyaaaat……!
Akhirnya kerajaan Majapahitpun runtuh. Bukti sejarah adanya kerajaan Majapahit, yaitu:
1.      Prasasti Butok. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Prasasti ini memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan.
2.      Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
3.      Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit.
4.      Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit, yaitu:
Candi : Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Sastra : Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi
Sastra Zaman Majapahit Awal
  • Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
  • Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Arjunawiwaha, karangan Mpu Tantular
  • Kitab Kunjarakarna
  • Kitab Parhayajna
Sastra Zaman Majapahit Akhir
  • Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang (kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra terpenting antara lain :
  • Kitab Prapanca, isinya menceritakan raja-raja Singasari dan Majapahit
  • Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
  • Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan sora
  • Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe
  • Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
  • Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
  • Kitab Usana Bali, isinya tentanng kekacauan di Pulau Bali.
Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang, Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.

Sumber: https://umakur.wordpress.com/2010/10/11/contoh-dialog-sejarah-kerajaan-majapahit/

9 komentar:

  1. maaf saya ijin mengcopy tulisan anda guna memenuhi tuga mata kuliah pancasila..
    terimakasih

    BalasHapus
  2. maaf ijin mengcopy untuk tuga sejarah

    BalasHapus
  3. Maaf,izin meng-copy untuk tugas drama sekolah

    BalasHapus
  4. maaf ijin mengcopy untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  5. maaf ijin mengcopy untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  6. kenapa gk ada naskah buat gayatri sih
    tolong di jawab

    BalasHapus
  7. izin pakai naskahnya untuk tugas kak^^

    BalasHapus