Sabtu, 05 Desember 2015

Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap (Bagian 1)

Hai kawan-kawan. Tau gak sih apa itu peribahasa? Peribahasa menurut KBBI adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap dan biasanya mempunyai maksud/makna tertentu, biasanya juga digunakan sebagai pepatah atau nasihat. Nah! Kali ini Sahinfo mau bagi-bagi kumpulan peribahasa Indonesia yang  dikumpulkan dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

1. Ada bunga, ada lebah (suatu tempat yang mendatangkan rezeki, pasti akan di datangi oleh banyak orang).

2. Ada padang, ada belalang (Giat bekerja untuk meraih keberhasilan).

3. Ada udang di balik batu (Ada maksud yang tersembunyi).

4. Adagula ada semut (Tempat yang banyak mendatangkan rezeki di situ pasti banyak orang yang berdatangan).

5. Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak (Jika ingin mengambil keuntungan, harus siap menanggung kerugiannya).

6. Adat lama pusaka usang (adat istiadat tak akan pernah berubah).

7. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam (Dalam memecahkan masalah, orang muda harus lebih bersabar dan yang tua dapat memberi teladan yang baik).

8. Adat diisi, lembaga dituang (Melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan).

9. Adat gunung tempatan kabut (Kepada yang pandai kita bertanya, kepada yang kaya kita meminjam).

10. Adat hidup tolong-menolong, adat mati jenguk-menjenguk (Hendaklah saling tolong menolong dalam menghadapi kesulitan).

11. Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung (Segala sesuatu ada tata caranya menurut adat yang telah ditetapkan).

12. Air mata jatuh ke perut (Seseorang yang pandai menyembunyikan kedukaannya).

13. Air digenggam tiada tiris (Orang kaya yang tak mau bersedekah kepada orang miskin).

14. Air susu dibalas air tuba (Suatu kebaikan dibalas dengan kejahatan).

15. Air beriak tanda tak dalam (Orang bodoh berlagak pintar).

16. Air tenang menghanyutkan (Orang yang pandai biasanya pendiam).

17. Air besar batu bersibak (Persaudaraan menjadi cerai-berai apabila terjadi perselisihan).

18. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam (Orang yang sedang susah hati).

19. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbangan juga (Kelakuan atau tabiat anak menurun dari orang tuanya).

20. Air pun ada pasang surutnya (Keadaan orang tidak tetap, suka dan duka datang berganti).

21. Air yang dingin dapat padamkan api (Orang yang sedang marah dapat dilunakkan dengan kata-kata lembut).

22. Air jernih ikannya jinak (negeri yang aman penduduknya makmur).

23. Air orang disauk, ranting orang patah, adat orang diturut (Sudah seharusnya kita mengikuti adat istiadat negeri yang kita tempati).

24. Air sama air kelak menjadi satu, sampah itu ke tepi juga (Jika terjadi perselisihan keluarga pada akhirnya berbaikan kembali).

25. Air yang tenang kadang berbuaya (Orang pendiam jangan dikira penakut).

26. Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba (Setiap usaha tak ada yang langsung hasil dan sempurna, karena pasti akan melalui berbagai rintangan).

27. Akik disangka batu (Merasa terhina karena salah sangka).

28. Awal diingat akhir tiada (Melakukan sesuatu tanpa dipikir panjang).

29. Alang berjawab, tepuk berbalas (Kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan).

30. Anak baik menantu molek (Mendapat keuntungan berlipat ganda).

31. Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan (Selalu memikirkan urusan orang lain, sedangkan urusan sendiri diabaikan).

32. Anak panah sudah terlepas dari busur tak dapat dikembalikan lagi(Rahasia harus disimpan rapat, jika sudah terbuka tak akan dapat disembunyikan lagi).

33. Anak sendiri disayangi, anak tiri dihardik (Bagaimanapun adilnya seseorang, kepentingan sendiri selalu diutamakan).

34. Angan lalu paham bertumbuk (Kalau di angan dapat dikerjakan, tetapi ternyata sangat sulit pelaksanaannya).

35. Angan-angan menerawang langit (Cita-cita setinggi langit).

36. Angan-angan mengikat tubuh (Bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan).

37. Angguk bukan, geleng iya (Lain dengan yang diucapkan).

38. Angin berputar, ombak bersabung (Menghadapi sesuatu yang sangat sulit).

39. Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam (Suatu rahasia tak dapat disembunyikan selamanya, pada akhirnya akan terkuak juga).

40. Angkuh terbawa, tampan tertinggal (Baik rupanya, tapi tak baik sikapnya).

41. Anjing ditepuk menjungkit ekor (Orang hina ketika mendapat keberuntungan menjadi sombong).

42. Anjing diberi makan nasi, kapan akan kenyang (Tak ada manfaatnya berbuat kebaikan pada orang jahat).

43. Anjing galak babi berani (Sama-sama berani).

44. Anjing menyalak tiada menggigit (Bermulut besar tapi penakut).

45. Anjing dipukul sekali pun akan kembali ke tempat tulang (Seseorang yang jahat akan mengulang perbuatannya dengan tidak malu atau takut pada hukuman).

46. Alu patah lesung hilang (Terus-menerus ditimpa kemalangan).

47. Api padam puntung berasap (Perkara yang sudah putus tapi timbul lagi).

48. Api padam puntung hanyut (Keadaannya sudah benar-benar bangkrut).

49. Arang meskipun dibasuh dengan air mawar sekalipun tak kan pernah putih (Tabiat seseorang yang sudah buruk tak akan dapat diperbaiki lagi).

50. Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke pelimbahan (Tabiat orang tak akan berubah).

51. Asam di darat ikan di laut bertemu dalam belanga (Kalau sudah jodoh pasti akan bertemu).

52. Asing lubuk, asing ikannya (Lain daerah lain adatnya).

53. Asing maksud, asing sampai (Tak sesuai dengan yang diharapkannya).

54. Atap rumbia perabung upih (Barang yang baik bercampur dengan barang yang baik).

55. Aur ditana, betung tumbuh (Mendapat keuntungan yang berlipat).

56. Awak menangis diberi pisang (Ketika bersedih dibujuk hati pun menjadi senang).

57. Awak sakit daging menimbun (Berpura-pura kekurangan uang padahal berlebihan hingga dapat menabung).

58. Awak yang payah membelah ruyung, orang lain mendapat sagunya (Orang lain yang mendapat keuntungan dari hasil kerja keras kita).

59. Awak yang tiada pandai menari, dikatakan lantai terjungkat (Untuk menutupi kesalahannya, orang lain yang dijadikan kambing hitam).

60. Asal ditugal adalah benih (Setiap perbuatan pasti ada hasilnya).

61. Ayam bertelur di padi, mati kelaparan (Orang yang tidak pernah puas, meskipun sudah berkecukupan).

62. Ada batang cendawan tumbuh (Di mana kita berada, di situlah kita mendapat rezeki).

63. Ayam berkokok, hari siang (Sudah ada tanda yang pasti).

64. Ayam ditambat disambar elang (Bernasib malang).

65. Anak badak dihambat-hambat (Sengaja menentang bahaya).

66. Ada uang, ada barang (Jika sanggup membayar lebih akan mendapat barang yang lebih baik pula)>

67. Ada beras taruh dalam padi (Rahasia hendaklah disimpan baik-baik).

68. Adakah buaya menolak bangkai (Orang jahat akan berbuat jahat jika ada kesempatan).

69. Alang-alang berdawat biarlah hitam (Jika mengerjakan sesuatu janganlah tanggung-tanggung).

70. Asing biduk galang diletak (Lain yang dimaksud, lain yang dikerjakan).

71. Ada rupa, ada harga (Harga barang ditentukan oleh keadaan barang).

72. Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas (Selalu ada kesempatan untuk balas dendam).

73. Adat diisi janji dilabuh (Adat harus dijalankan, persetujuan harus ditepati).

74. Anak kambing tak kan jadi anak harimau (Biasanya jika keturunannya dari orang lemah tak mungkin menjadi orang kuat).

75. Ada laga sekandang (Berkelahi dengan keluarga sendiri).

76. Adakah kayu di rimba sama tinggi (Manusia itu tak kan sama,ada yang pandai, ada yang bodoh, ada yang miskin, dan ada yang kaya).

77. Apa gunanya kemenyan sebesar tungku kalau tidak dibakar (Meskipun mempunyai ilmu setinggi langit, jika tak diajarkan kepada orang lain akan sia-sia belaka).

78. Asalnya kuda itu kuda juga dan asalnya keledai itu keledai juga (Perbuatan baik hasilnya kebaikan, sedangkan perbuatan jahat hasilnya kejahatan juga).

79. Ada nyawa, ada rezeki (Selama masih hidup, selama itu pula akan memperoleh penghidupan).

80. Adat pasang berturun naik (Keadaan yang selalu berubah-ubah, terutama tentang kejayaan seseorang).

81. Ada paha kaki, ada nyawa ada rezeki (Setiap orang memiliki rezeki masing-masing).

82. Asal ada sama di hati, gajah terantai boleh dilepaskan (Kalau sudah ada persetujuan, apa pun rintangannya dapat diatasi).

83. Ada rotan, ada duri (Di balik kesenangan, tentu ada kemalangan).

84. Ada sampan hendak berenang (Sengaja bersusah-susah yang sebenarnya tak perlu).

85. Ada sirih hendak makan sepah (Meskipun ada yang lebih baik, tetap menginginkan yang tak baik).

86. Akan dijadikan tabuh singkat, akan dijadikan genderang berlebih (Mengerjakan pekerjaan yang serba tanggung).

87. Ada sama dimakan, tidak ada sama ditahan (Merasakan bahagia bersama-sama, merasa susah bersama-sama).

88. Adat teluk timbunan kapal, adat gunung timbunan kabut (Meminta kepada yang punya, bertanya kepada yang pandai).

89. Ada air, ada ikan (Di mana kita tinggal, di situ kita mendapatkan rezeki).

90. Akal akar berpulas tak patah (Orang yang cerdik tak pernah kehabisan akal).

91. Akal tak sekali tiba (Tak akan ada yang langsung sempurna, harus berangsur-angsur).

92. Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang (Jika berhadapan perkataannya manis, tapi jika di belakang perkataannya buruk).

93. Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit (Menyelesaikan pekerjaan jangan tanggung-tanggung).

94. Anak dipangku, kemenakan dibimbing, orang kampung dipertenggangkan (Pertimbangkan segala sesuatunya dengan benar, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan).

95. Ada angin baik (Punya banyak harapan).

96. Antan patah, lesung hilang (Orang yang ditimpa musibah terus-menerus).

97. Arang sudah menjadi abu (Sudah rusak sama sekali).

98. Ada sama dimakan, tidak ada sama dicari (Susah dan senang ditanggung bersama).

99. Ada bukit dibalik pendakian (Baru saja menyelesaikan suatu masalah, muncul masalah baru).

100. Ada hujan, ada panas (Ada baik, ada buruk).

101. Adat berkawan zaman berzaman (Apabila berkawan hendaknya untuk selamanya)

102. Adat sama dijunjung, lembaga disanjung, pusaka sama dijaga (Adat istiadat hendaknya harus dihormati, dipatuhi, dan dijaga kelestariannya).

103. Adat berunding di atas rumah (Jangan membicarakan masalah di sembarang tempat).

104. Adat teluk timbunan kapal, adat muara timbunan ikan (Meminta kepada yang punya, bertanya kepada yang pandai).

105. Adat air cair, adat api panas (Segala sesuatu memiliki sifat dan keistimewaan masing-masing).

106. Adat dipakai baru, pakaian dipakai usang (Adat tidak dimakan zaman, bahkan jika dipakai dan ditaati akan terpelihara dengan baik, sebaliknya harta benda jika tidak dijaga dengan baik akan rusak).

107. Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan (Sesuatu itu akan berjalan sesuai dengan kodratnya).

108. Air sudah keruh dari hulunya (Suatu masalah yang tidak baik dari awalnya)

109. Air pasang tidak menghanyutkan (Pekerjaan besar tapi tidak membawa hasil).

110. Air ditetak tak kan putus (Mengerjakan sesuatu yang menguntungkan orang lain).

111. Akal hilang paham tertumbuk (Buntu semua jalan pikiran).

112. Akar terjumbai tempat siamang berpegang, menganjur tempat tupai menegun (Dari perkataan seseorang, dapat diketahui bahwa ia bersalah).

113. Aku nampak olah, kelibat hang sudah kutahu (Bagi orang yang bijaksana dapat mengetahui seberapa tinggi ilmu seseorang).

114. Aku tak hendak, engkau tak ingin (Sama-sama tidak mau).

115. Alah mau bertimbang enggan (Tidak menepati janji).

116. Alah bisa karena biasa (Segala kesulitan tidak terasa jika sudah terbiasa mengerjakannya).

117. Alah limau oleh benalu (Penduduk asli kalah oleh pendatang).

118. Alah membeli memang memakai (Lebih baik mengeluarkan uang lebih besar untuk mendapatkan barang yang baik dan memuaskan).

119. Alah disabung menang disorak (Sudah kalah tapi masih sombong).

120. Alamat biduk akan karam (Pertanda akan mengalami kesusahan).

121. Angguk-angguk kukuran (Seolah-olah patuh dan bodoh, tapi banyak akal).

122. Anjing menyalak di ekor gajah (Orang yang lemah hendak melawan orang yang berkuasa).

123. Apel merah mengundang batu (Sesuatu yang menarik perhatian dapat mengundang orang untuk memilikinya).

124. Awan berarak ditangisi (Bersedih hati mengenang nasib yang tak beruntung).

125. Arang habis, besi binasa (Pekerjaan yang tidak menghasilkan apa-apa).

126. Asal ada kecil pun pada (Jika tidak banyak tersedia, sedikit pun cukup).

127. Aus telunjuk mencolek ragam (Orang yang selalu ditimpa kemiskinan).

128. Awak rendah, sangkutan tinggi (Pengeluaran lebih besar daripada penghasilan).

129. Awal dikenal, akhir tidak (Tidak mempertimbangkan akibatnya).

130. Ayam bertelur sebutir ribut seluruh negeri, penyu bertelur beribu-ribu tak seorang pun tahu (Punya kekayaan sedikit sudah membanggakan diri).

131. Ayam berinduk, sirih berjunjung (Orang yang lemah harus dilindungi).

132. Ayam hitam terbang malam, bertali ijuk bertambang tanduk, hinggap di kebun rimbun (Kejahatan yang tidak atau belum diketahui orang lain)

133. Ayam putih terbang siang, hinggap di kayu merasai, bertali benang bertambang tanduk (Suatu masalah yang telah diketahui semua orang).

134. Ayam tangkas di gelanggang (Orang yang pandai berbicara atau berpidato di depan umum).

135. Ayam lepas tangan bercirit (Seseorang yang berbuat kejahatan, akhirnya mendapat malu).

136. Anak badak dihambat-hambat (Sengaja mencari bahaya).

137. Adat rimba, siapa berani ditaati (Penguasa yang melalaikan tugas dan hukum).

138. Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat (Sebelum bertindak dipikirkan untung dan ruginya).

139. Adat negeri memagar negeri, adat kampung memagar kampung (Suka menolong sesama).

140. Adakah hilang bisa ular karena menyusup akar (Orang besar jika merendahkan diri tetap saja derajatnya tidak akan turun).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar